(Tanaman Obat bernilai ekonomis tinggi)
Satu lagi pendatang baru di blantika hasil hutan nonkayu
Indonesia yang lagi hangat diperbincangkan di kalangan para ahli pengobatan
komplementer dan alternativ. Hasil hutan nonkayu
yang dimaksud adalah sarang semut, jenis tumbuhan epifit (menumpang hidup di
pohon lain, seperti Anggrek) dari genus Myrmecodia dan Hydnophytum.
Terkadang disebut juga sebagai benalu hutan, meskipun sejatinya tumbuhan ini
bukanlah benalu yang bersifat parasit. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini
dikenal sebagai ‘ant plant’. Hydnophytum sendiri berasal dari
bahasa Yunani ‘hydnon’ yang berarti ‘umbi’ dan ‘phyton’ yang
berarti ‘tanaman’ Sedang Myrmecodia berasal dari kata ‘myrmekodes’
yang mempunyai arti ‘seperti semut’ atau ‘penuh semut’. Tanaman ini banyak
ditemukan di Papua, namun daerah penyebarannya hingga Ambon, Sumatera, Sulawesi
dan Kalimantan.
Taksonomi
Secara taksonomi tumbuhan ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Lamiidae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Myrmecodia dan Hydnophytum
Spesies : Hydnophytum formicarum Jack, Myrmecodia tuberosa Jack, dan Myrmecodia pendens Merr. & L.M.Perry.
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Lamiidae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Myrmecodia dan Hydnophytum
Spesies : Hydnophytum formicarum Jack, Myrmecodia tuberosa Jack, dan Myrmecodia pendens Merr. & L.M.Perry.
Sarang semut dari genus Hydnophytum
memiliki sekitar 55 spesies, sedangkan dari genus Myrmecodia terdiri
atas sekitar 26 spesies yang sudah teridentifikasi.
Morfologi
·
Umbi. Saat muda umbinya berbentuk
bulat, kemudian menjadi lonjong memendek dan memanjang saat tua. Umbinya
berduri dan memiliki sistem jaringan lubang-lubang, dimana bentuk dan
interkoneksi dari lubang-lubang tersebut sangat khas sehingga sering digunakan
sebagai parameter dalam klasifikasi genus ini.
· Batang. Batangnya jarang ada yang
bercabang, jika ada hanya satu atau beberapa cabang saja. Bahkan ada beberapa
species yang tidak memiliki cabang sama sekali. Batangnya tebal dan
internodalnya sangat dekat, kecuali pada pangkal sarang semut dari beberapa
spesies.
· Daun. Daunnya tebal seperti kulit.
Pada beberapa spesies memiliki daun yang sempit dan panjang. Stipula
(penumpu) besar, persisten, terbelah dan berlawanan dengan tangkai daun
(petiol), serta membentuk seperti “telinga” pada klipeoli. Terkadang terus
berkembang menjadi sayap di sekitar bagian atas klipeolus.
· Bunga. Pembungaan dimulai sejak
adanya beberapa ruas (intermodal) pada tiap-tiap nodus (buku). Dua bagian pada
setiap bunga berkembang pada suatu kantong udara (alveolus) yang berbeda.
Alveoli tersebut mungkin ukurannya tidak sama dan terletak pada tempat yang
berbeda di batang. Kuntum bunga muncul pada dasar alveoli. Setiap bunga
berlawanan oleh suatu brakteola. Bunga jarang kleistogamus (menyerbuk tidak
terbuka) dan terkadang heterostilus. Kelopak biasanya terpotong. Polennya 1, 2,
atau 3 porat (kolporat) dan sering 1,2,atau 3 visikel sitoplasma yang besar.
Buah berkembang dalam alveolus dan memanjat pada dasarnya menjadi menonjol
keluar hanya setelah masak.
Budidaya
Tumbuhan ini dapat melakukan penyerbukan sendiri
dan menghasilkan banyak buah beri yang berwarna merah atau orange ketika masak
yang di dalamnya terdapat sepasang biji. Biji-biji tersebut dapat tumbuh
pada media yang sesuai dan akan berkecambah dengan cepat. Biji yang kering dan
tua tidak akan berkecambah.
Bagian hipokotil akan membengkak dengan cepat
ketika biji berkecambah. Ketika berumur beberapa bulan bagian ini akan
membentuk lubang-lubang. Pencahayaan sangat diperlukan selama masa
perkecambahan, bila tidak tanaman akan tumbuh memanjang, bagian umbinya
menciut, dan daunnya akan sangat banyak.
Saat ini perbanyakan tumbuhan sarang semut dapat
diperbanyak melalui kultur jaringan. Tumbuhan ini merupakan tanaman sukulen,
yaitu tanaman yang dapat menyimpan cadangan air pada jaringannya dan memiliki
morfologi berdaging (seperti kaktus dan lidah buaya) sehingga sangat toleran
terhadap kekeringan. Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali atau pada
malam hari saja, ketika hendak melakukan penyiraman pastikan tanaman dalam
keadan yang kering, bila terlalu sering disiram maka akan terjadi pembusukan
yang menyebabkan tumbuhan mati. Pemupukan dapat dilakukan 2 atau 3 minggu
sekali, dan sebaiknya menggunakan pupuk organik seperti kompos. Pada habitat
liar tumbuhan ini memperoleh pupuk dari debris atau sampah yang diperoleh dari
hasil simbiosis mutualisme tumbuhan sarang semut dengan semut yang menghuninya.
Manfaat pengobatan
Secara empiris sarang semut
telah terbukti dapat menyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti
kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migrain, rematik dan
leukemia.
Dr. M. Ahkam Subroto, Ahli
Peneliti Utama LIPI mengungkapkan bahwa senyawa aktif
yang terkandung dalam Sarang Semut itu adalah flavonoid, tanin, dan polifenol
yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Berbagai jenis mineral juga terkandung
di dalam sarang semut.
Secara
singkat fungsi dari beberapa senyawa tersebut diatas adalah :
· Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga
sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk
melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antinflamasi,
mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik. Penelitian-penelitian mutakhir
telah mengungkap bahwa flavonoid tidak saja berguna untuk pencegahan, tetapi
juga untuk pengobatan kanker. Dan sebagai antivirus, fungsi flavonoid telah
banyak dipublikasikan, termasuk untuk melemahkan virus HIV/AIDS dan virus
herpes. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa flavonoid
dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain,
seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migrain, wasir, dan perionditis
(radang, jaringan ikat penyangga akar gigi).
· Tanin merupakan astrigen yang mengikat dan mengendapkan protein
berlebih dalam tubuh. Dalam bidang pengobatan, tanin digunakan untuk mengobati
diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir. Karena itu kemampuan
Sarang Semut untuk pengobatan ambeien (wasir) dan mimisan diduga kuat berkaitan
dengan kandungan zat ini.
· Polifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran serta
biji-bijian. Rata-rata manusia bisa mengonsumsi polifenol dalam seharinya
sampai 23 mg. Khasiat dari polifenol adalah antimikroba dan menurunkan kadar
gula darah. Asam fenolik merupakan kelas dari antioksidan atau senyawa yang
menghilangkan radikal bebas, yang dapat menyumbat pembuluh darah dan
mengakibatkan perubahan pada DNA yang dapat menimbulkan kanker dan penyakit
lain.
· Tokoferol. Penelitian menunjukkan bahwa
alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas hingga
96%. Sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313
ppm. Maka tidak heran herbal ini dikenal memiliki reaksi yang cepat dalam
membantu menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan yang bisa menjadi
tumor atau kanker.
· Magnesium memiliki peranan dalam fungsi tulang, hati, otot, transfer
air intraseluler, keseimbangan basa, dan aktivitas neuromuseluler.
Fungsi-fungsi mineral tersebut dapat menjelaskan beberapa khasiat lain dari
Sarang Semut , misalnya, khasiat dalam membantu mengatasi berbagai macam
penyakit/gangguan jantung, melancarkan peredaran darah, mengobati migrain,
gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran dan stamina tubuh,
serta memulihkan gairah seksual.
· Kalsium berfungsi dalam kerja jantung, impuls saraf, dan pembekuan
darah.
· Besi berfungsi dalam pembentukan hemoglobin, transpor oksigen,
dan aktivator enzim.
· Fosfor berfungsi dalam penyerapan kalsium dan produksi
energi.
· Natrium memilki peranan dalam keseimbangan elektrolit, volume
cairan tubuh, dan impuls saraf, dan kesimbangan asam-basa.
· Seng memiliki fungsi dalam sintesis protein fungsi seksual,
penyimpanan insulin, metabolisme karbohidrat, dan penyembuhan luka.
Satu lagi manfaat tak terbantahkan dari
hasil hutan non kayu, jadi tak ada alasan apapun untuk mengekploitasi hasil
hutan kayu tanpa batas untuk kepentingan ekonomi.
Sumber :
http://herbal.limasindo.com/2011/09/24/wilayah-penyebaran-sarang-semut-2/
diakses pada tanggal 9 april 2012 pukul 15.24
http://herbalpapua.net/fakta-sarang-semut/
diakses pada tanggal 9 april 2012 pukul 10.24
http://alamendah.wordpress.com diakses
pada tanggal 9 april 2012 pukul 15.35
http://saptriyawati.orgfree.com/?p=7 diakses pada tanggal 9
april 2012 pukul 22.03
http://www.deherba.com/pengantar-sarang-semut.html diakses
pada tanggal 9 april 2012 pukul 22.30
No comments:
Post a Comment